Pujian dan Penyembahan
(Praise and Worship)
Banyak dari anak2 Tuhan di berbagai tempat yang tergabung dalam berbagai macam gereja tidak/belum mengerti sepenuhnya akan apa itu pujian dan penyembahan, arti maupun tujuannya. Kita tidak usah melihat jauh – jauh ke gereja orang lain, apalagi menyinggung gereja lain denominasi yang kurang menekankan pujian dan penyembahan dalam kebaktian. Mari kita tengok ke dalam tubuh Kristus dimana kita disatukan dan beribadah bersama. Apakah saudara – saudara dalam Kirstus yang duduk di kanan/kiri kita waktu kebaktian, atau mungkin kita sendiri benar2 sudah mengerti dan mengalami sendiri hadirat Allah dan kuasa yang terkandung di dalam pujian dan penyembahan yang kita naikkan?
Melalui care group kali ini, diharapkan agar setiap anggota care group bisa memahami mengapa gereja kita menekankan praktek pujian dan penyembahan dalam kehidupan umat, dan dipraktekkan secara bersama dalam setiap kebaktian.
Latar belakang pujian dan penyembahan
Baca: Wahyu 4:8-11
Pujian dan penyembahan terhadap Tuhan sudah dimulai sejak Tuhan menciptakan malaikat di Surga.
Mari kita lihat lebih dekat pada Wahyu 4:9-10.
Apa yang dapat saudara simpulkan dari kedua ayat ini?
Dalam kedua ayat ini jelas digambarkan bahwa pada setiap kali para makhluk menaikkan puji-pujian, kedua puluh empat tua2 itu tersungkur, memuji – muji (praising), dan menyembah (worship) Dia.
Dari kedua ayat ini jelas terlihat sekarang bahwa pujian dan penyembahan diciptakan Allah sendiri dengan tujuan untuk meninggikan dan memuliakan namaNya.
Mengapa Allah menciptakan pujian dan penyembahan yang tujuanNya untuk memuliakan namaNya? Kedengarannya bodoh dan tidak masuk akal.
Ketika Allah mulai menciptakan manusia, Dia tetap ingin untuk ciptaanNya itu memiliki suatu hubungan dengan Dia dan ingat akan Dia sebagai Tuhan Sang Pencipta. Manusia diciptakan dengan suatu kehendak bebas. Manusia bisa memilih untuk ingkar akan Tuhannya dan menjauhkan diri dari Tuhan. Tapi melalui pujian, manusia bisa mengingat kembali dan mengakui keagungan Tuhan. Dan melalui penyembahan, manusia bisa memiliki suatu hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan.
Perbedaan Pujian (Praise) dan Penyembahan (Worship)
Pujian
Seperti apa yang saudara mengerti akan kata pujian, itu lah artinya pujian kepada Tuhan.
Pujian adalah suatu ungkapan memuji/meninggikan sesuatu.
Pujian berarti membesarkan (magnify) sesuatu, dan bukan membesar-besarkan sesuatu.
Bila kita memberi pujian pada seseorang akan kebaikan atau kecantikan nya, berarti kita memuji atau meninggikan kebaikan atau kecantikan orang tersebut tanpa melebih-lebihkan akan kebaikan atau kecantikan orang tersebut.
Hal yang sama sudah sepatutnya kita lakukan pada Tuhan.
Coba saudara sebutkan apa saja yang bisa kita puji akan Tuhan kita.
(kebesaranNya, kesetiaanNya, kebaikanNya, kemurahanNya, keadilanNya, kekudusanNya, dll)
Ingat, Dia adalah Allah pencipta kita, dan Dia yang telah merelakan anakNya untuk menebus dosa kita. Hanya Dia, Yesus, yang layak menerima pujian kita.
Dari gambar di atas juga dapat kita lihat, bahwa sebenarnya pujian kepada Allah mempunyai fungsi ganda yaitu untuk menyaksikan akan Dia dihadapan sesama manusia (Horizontal).
Kuasa pada pujian
Apa? Kuasa dalam pujian? Tercengankah saudara akan hal ini?
Baca: Mzm 22:4
Sudah banyak orang Kristen termasuk kita yang tahu dan mungkin sering membaca akan ayat ini.
Sering pemimpin pujian di kebaktian mengatakan “Mari sembah Dia, dan Dia akan bertahta atas pujian kita". Tapi sayangnya banyak dari kita yang masih belum mengerti sepenuhnya akan ayat ini.
Coba saudara bayangkan ketika Tuhan datang., apakah Dia cuma melongok dan “duduk bertahta” diatas pujian umatNya saja. Sekali – sekali tidak. Karena apa? Ketika Tuhan datang, Dia selalu membawa segala kemuliaanNya dan kuasaNya. Masih bingung?
Bayangkan contoh berikut:
Salah satu bentuk pujian pada Allah dapat dinyatakan melalui pengucapan syukur kita.
Misalnya: Si A mengalami masalah keuangan. Dia merasa dalam bahaya ‘kelaparan’ jika tidak segera mendapat suntikan dana segar.
a. Terus menerus memikirkan hal ini, menggerutu, complain pada Tuhan akan keadaannya, bahwa sekarang dia dalam krisis ekonomi.
b. Mengucap syukur pada Tuhan, untuk segala sesuatu yang telah di beri Tuhan. Untuk pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya, dan terus menerus memuji Tuhan, bahkan mengucapkan “Terima kasih Tuhan untuk keadaan keuanganku sekarang”
Keadaan a menggambarkan keadaan menggerutu dari si A.
Sedang keadaan b menggambarkan ketaatan A dalam melaksanakan Firman Tuhan.
Firman Tuhan mengajarkan untuk kita mengucap syukur senantiasa (coba cari ayatnya). Sekali lagi pengucapan syukur bisa digolongkan sebagai pujian kita pada Tuhan. Kita meninggikan Tuhan atas masalah kita. Disinilah Firman Tuhan dalam Mzm 22:4 bekerja. Bahwa sesungguhnya ketika si A
mengucapkan syukur, menaikkan PUJIAN bagi Tuhan, Tuhan akan menggenapi firmanNya dan Dia bersemayam di atas pujian si A. Apa cuma itu saja? TIDAK. Sekali lagi, ketika Tuhan datang, Dia selalu dalam kemuliaanNya dan kuasaNya. Disanalah kuasa Tuhan akan dinyatakan. Tuhan akan memberkati si A sehingga si A melewati keadaan krismon nya dengan penuh berkat dari Tuhan.
Keadaan yang sebaliknya terjadi pada situasi a.
Firman Tuhan tidak pernah mengajarkan bahwa Tuhan bersemayam di atas komplain umat2 Nya.
Bagaimana itu bisa mendatangkan kuasa Tuhan kalau hadirat Tuhan saja tidak mau datang bersemayam atas masalah kita. Disini berarti berkat tidak bisa mengalir. Malah murka/hukuman Tuhan yang bisa datang ke atas si A. (Ingat kisah bangsa
Ini hanyalah salah satu contoh konkrit mengenai kuasa dalam pujian. Bayangkan kalau lewat pujian 1 orang, Tuhan sudah mau bersemayam dan mencurahkan kuasaNya, bagaimana lagi ketika SELURUH umat Tuhan (dalam kebaktian misalnya) mengerti akan konsep ini, dan semuanya memuji Tuhan dengan segenap hati. Kuasa yang bagaimana yang akan kita lihat? Tak terbayangkan. Penyembuhan, kelepasan, dll, yang saudara bisa pikirkan, dan bahkan yang tidak terpikirkan yang Tuhan bisa lakukan ketika Dia datang bersemayam di atas pujian umatNya.
Bentuk – bentuk ungkapan pujian pada Tuhan
Banyak orang Kristen yang masih belum tahu dan mengerti bahwa sebenarnya Alkitab mencatat lebih dari 1 cara untuk memuji Tuhan. Ungkapan yang paling sering kita dengar adalah “Puji Tuhan aku sudah .....”. Ungkapan ini yang paling sering kita dengar dan mungkin kita lakukan.
Apakah itu salah? TIDAK. Hal itu adalah sehat dan sangat dianjurkan untuk dilakukan. Namun ungkapan pujian pada Tuhan tidak terbatas sampai di situ.
Mari kita lihat pada macam – macam ungkapan pujian pada Tuhan yang dicatat Alkitab:
1. Halal - akar kata Haleluya. Yang artinya membesarkan, membanggakan dengan bergairah dan semangat. Bisa dibandingkan dengan semangat pujian dan teriak sukacita supporter bagi regu basket yang menang. Hal yang sama bisa dilakukan umat Tuhan, yaitu bersorak2 dengan teriakan sukacita yang penuh gairah memberi pujian pada Tuhan.
2. Yadah – Memuji Tuhan dengan mengangkat tangan, mengakui keberadaanNya dimuka umum. Kata inilah yang dipakai ketika suku Lewi berbaris didepan tentara Yosafat (2 Tawarikh
3. Barak – Memuji Tuhan dengan berlutut, mengakui apa yang telah diperbuatNya (Mzm 103:1-2)
4. Zamar – Memuji Tuhan dengan nyanyian dan alat musik (Mzm 149:3; 144:9)
5. Schabach – Memuji Tuhan dengan seruan yang keras/teriak (Mzm 117:1; 63:4-5)
6. Towdah – Memuji Tuhan dengan tangan terangkat tanda pengucapan syukur (Mzm 42:4)
7. Tehillah - Memuji Tuhan dengan nyanyian baru (tidak dilatih terlebih dahulu) (Mzm 40:4; 34:1-2; 2 Taw
8. Ruah – Memuji Tuhan dengan teriakan sukacita (Mzm 95:1; 100:1)
9. Kata2 lain yang mempunyai konotasi puji: Qara (memproklamirkan – Mzm 116:17), Nagad, Basar (mengumumkan, menyatakan), dan Rum (meninggikan)
Sampai disini diharapkan untuk kita semua sudah mengerti mengenai memberi pujian pada Tuhan dan kuasa yang terkandung dalamNya. Serta bentuk2 pujian pada Tuhan yang tercatat dalam Alkitab. Dari sini diharapkan kita semua mempunyai pengertian yang sama akan pujian pada Tuhan, dan mulai mempraktekkannya. Jangan ragu dan malu untuk menyatakan kebesaranNya. Apalagi ketika berada di dalam rumah Tuhan (dalam kebaktian).
Bersoraklah, menarilah, nyanyikanlah nyanyian baru bagi Dia hai segala umat!!!
Karena Dia akan bertahta dalam pujianmu.
Setelah kita lihat berbagai macam aspek Pujian (arti, bentuk, dan kuasa yang terdapat di dalamnya), pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Penyembahan (Worship).
Apa yang terlintas dalam benak saudara mengenai Penyembahan (worship) pada Tuhan?
Apakah yang terlintas itu saat2 menyanyikan lagu2 yang lembut, dengan irama yang lebih teratur, terus sering kita katakan kita merasakan hadirat Tuhan datang, menjamah kita (ada yang bilang badan merinding semua, dll), kadang bikin orang nangis, atau tersungkur, atau berlutut, dsb?
Arti Penyembahan pada Tuhan
Seperti ilustrasi salib, Pujian melambangkan hubungan horisontal pada salib, dan Penyembahan melambangkan hubungan vertikal pada salib (hubungan manusia dengan Allah). Berbeda dengan pujian, penyembahan lebih bersifat orang per orang (personal).
Seperti halnya dengan pujian, penyembahan juga merupakan suatu
Penyembahan pada Tuhan merupakan suatu tindakan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, dan dalam melakukan penyembahan ini lah manusia memberi respon pada keberadaan Allah yang maha mulia dalam kehidupan manusia. Apa artinya?
Untuk mengerti penyembahan kita harus melihat elemen apa saja yang terdapat dalam proses penyembahan pada Tuhan:
1. Pengorbanan / Sacrifice
Penyembahan pada Tuhan sudah dilakukan sejak jaman Perjanjian Lama.
Salah satu act of worship dalam Perjanjian Lama yang bisa kita lihat adalah dalam kehidupan Abraham.
Coba baca Kej 22:1-19, kemudian baca kembali ayat ke 5. (sangat dianjurkan untuk membaca dalam bahasa Inggris)
Apa yang kita dapati disana?
Dalam ayat yang ke-5, Abraham berkata pada hambanya: “Tunggu disini yah, aku dan anak ku mau naik ke gunung “worship/menyembah” Tuhan”. Ketika sampai gunung, si Ishak tanya pada Abraham, “Papa, disini sudah ada kayu dan api, mana domba untuk dikorbankan?”
Dari satu cerita ini jelas terlihat bahwa dalam act of worship, terdapat suatu pemberian korban /pengorbanan/sacrifice pada Tuhan.
Mungkin sekarang ini saudara benar2 bingung, kok kayanya ngaco yah pengajarannya? Bukannya penyembahan yang selama ini aku tahu itu hanya saat2 tenang/teduh bersama Tuhan, nyanyi lagu2 yang lembut untuk Dia. Sekali-sekali Tidak. Inilah sebenarnya arti penyembahan pada Tuhan.
Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa saat2 penyembahan pada Tuhan dibatasi saat kita hanya berdua2 an dengan Tuhan, dll. Penyembahan adalah ‘acts’ dalam kehidupan kita sehari-hari. Bukan hanya saat2 1-2 jam di gereja, atau saat teduh dengan Tuhan.
Coba kita baca Roma 12:1 (kalau bisa baca dalam bahasa Inggris nya)
Roma 12 JELAS sekali mengajarkan untuk kita memberikan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan pada Allah. Dan itulah yang merupakan ‘act of worship’ kita.
Ayat ini menjelaskan dengan gamblang bahwa worship adalah suatu tindakan yang dilakukan terus menerus/daily dalam kehidupan kita.
Kalau kita katakan worship itu cuma kegiatan 1-2 jam tiap hari dengan Tuhan, atau malah 1-2 jam tiap minggu di gereja, bukankah itu berarti kita mengatakan tubuh kita buat Tuhan hanya untuk saat2 tertentu itu (menurut definisi Worship di Roma 12:1)?
Lalu, untuk siapakah tubuh kita pada saat2 yang lain?
Diharapkan kita semua sudah mulai mendapat gambaran yang baru mengenai penyembahan pada Tuhan. It’s not a 1-2 hours event, but it MUST be a 24x7 event. Ingatlah, saat2 Tuhan sangat dekat. Kalau tiba2 Dia datang dan mendapatkan tubuh kita tidak sedang dalam ‘menyembah’ Dia, hal itu tidak akan menyenangkan (pleasing) Tuhan (Rm 12:1)
Marilah kita selalu berusaha untuk menjaga kehidupan kita dan menjaga nya untuk selalu dalam kondisi menyembah pada Tuhan, supaya Dia selalu menemukan tubuh kita sebagai suatu persembahan yang hidup, kudus, dan sempurna.
Konsep hidup, kudus, dan sempurna itu sudah ada sejak jaman Perjanjian Lama. Ketika orang
Apakah Dia Allah yang sombong and demanding? TIDAK.
Apakah Dia menuntut yang terlalu berlebihan dan tidak bisa diperbuat? TIDAK juga.
Dia telah memberikan yang TERBAIK buat kita, sudah sepatutnya lah buat kita, meskipun Tuhan tidak meminta, ketika kita memberi pada Tuhan, kita memberi yang TERBAIK padaNya. Saat ini kita mengerti Dia mau untuk kita memberikan tubuh/hidup kita sebagai act of worship kita pada Dia, dan sepatutnya lah kita memastikan bahwa apa yang kita persembahkan adalah yang terbaik buat Dia.
Mungkin saudara masih ada satu pertanyaan yang tersisa. Apakah saya juga harus bawa domba ketika menyembah Tuhan? Tanya group leader saudara, mereka seharusnya bisa membantu saudara dalam hal ini.
Sekarang coba saudara sebutkan apa saja yang bisa saudara lakukan sebagai act of worship saudara dihubungkan dengan pengorbanan2 yang harus saudara lakukan:
1. pengorbanan waktu dan tenaga
2. pengorbanan kesenangan duniawi (beri contoh2)
3. pengorbanan finansial, dll
2. Di dalam Roh dan Kebenaran
Baca: Yoh 4:24
Kita sering mendengar tentang ayat ini. Dna sering juga kita salah menafsirkannya.
Mari kita pelajari satu persatu syarat nya.
a. Dalam Roh
Apa artinya? Banyak anak2 Tuhan yang sudah dikaruniai untuk berbahasa Roh sering mengartikan menyembah di dalam Roh adalah terbatas pada menyembah dalam bahasa Roh.
Ketika menyembah, langsung saja dikeluarkan jurus2 lidah nya, dan asal keluar jurus2 lidah nya, puas sampai disitu.
Apakah itu telah memenuhi persyaratan menyembah dalam roh?
Kalau kita lihat kembali dalam contoh Abraham, disana kita bisa lihat suatu ujian yang luar biasa dari Tuhan untuk Abraham. Disana Abraham diuji rohnya, apakah dia akan setia pada Tuhan. Terbuktilah bahwa Abraham lulus ujian dan dia dikatakan Bapa orang beriman.
Disini dapat kita pelajari bahwa Abraham meletakkan pengharapan rohnya pada Tuhan saja. Dalam rohnya dia beriman, bergantung, dan berharap pada Tuhan saja. Inilah satu aspek dalam menyembah dalam roh. Kita membuat roh kita untuk berharap pada Tuhan, bergantung pada Tuhan. (Mzm 130:8) Lalu apakah kalau begitu kita tidak boleh berbahasa roh ketika menyembah Tuhan? Bukan demikian. Bahasa Roh merupakan ‘manifestasi’ roh kita berhubungan LANGSUNG dengan Bapa dengan bantuan Roh Kudus. Apa yang coba diajarkan disini adalah kita harus mengerti bagaimana sebenarnya Bapa menghendaki kita menyembah Dia dalam roh. Kita tidak mau asal berbahasa roh, tapi kita sebenarnya tidak berserah dalam roh pada Tuhan. Orang bisa berbahasa roh tapi pengharapannya tidak sepenuhnya pada Tuhan.
b. Dalam Kebenaran
Apa artinya dalam kebenaran? Sederhana penjelasannya.
Kebenaran hanya terdapat dalam Firman Tuhan. Jika demikian kita harus mengerti dan mempelajari lebih lanjut dalam Alkitab bagaimana seharusnya kita menyembah Tuhan.
Kita harus menyembah dia sesuai apa yang Bapa mau (Rm 12:1). Kita harus belajar dari kebenaran Firman Tuhan, apa saja yang akan menyenangkan hati Bapa ketika kita datang menyembah Dia. Dari mana kita tahu apakah hal ini menyenangkan hatinya? Apakah kita sudah menyembah Dia dengan benar? Semua terdapat dalam FirmanNya.
Seperti dalam pujian pada Tuhan, saat2 kita menyembah Tuhan, Alkitab mencatat ungkapan2 penyembahan lewat postur2 tubuh kita:
1. Shachach: Tunduk sampai ke tanah dan meniarap sebagai penghormatan tertinggi kepada Allah.
Fokus: sikap hati yang menghormati Allah, diekspresikan dengan tubuh berlutut, tunduk sampai ke tanah, tiarap.
2. Proskuneo: Sikap seperto seekor anjing yang menjilat tangan tuannya sebagai ungkapan rasa kasihnya.
Pros: menuju; Kuneo: mencium. Expresi ini dengan indah digambarkan dalam Luk 7:37-39
3. Sebomai: memuliakan/memuja2
Semua ungkapan pujian seperti menyanyi, bersorak, dsb. bisa berlaku untuk penyembahan.
Berbeda dengan pujian, penyembahan bisa terjadi tanpa expresi yang terlihat dari luar (Hab
Kuasa dalam penyembahan
Sama seperti dalam pujian untuk Tuhan, penyembahan pada Tuhan juga memiliki kuasa/dampak Ilahi yang luar biasa dalam kehidupan kita. Beberapa contohnya:
1. Hubungan dengan Allah semakin intim
2. Hati kita jadi siap untuk menerima Firman (Baca: Hos 6:3, Mzm 65:11)
Kedua hal tersebut merupakan contoh2 hasil penyembahan yang sejati pada Tuhan. Kuasa Allah tidak usah diragukan lagi untuk dicurahkan pada kita (coba lihat Henokh dan Ayub, yang disebut2 sebagai orang yang berjalan dalam Tuhan dan yang bergaul erat dengan Tuhan) Bukankah berkat atas orang2 itu melimpah, sampai satu dari mereka tidak mengalami kematian namun diangkat oleh Tuhan.
Sampai disini diharapkan untuk kita semua bisa mengerti beberapa aspek penting yang terdapat pada pujian dan penyembahan. Penyembahan bukan sekadar menyanyi lagu2 kasih pada Tuhan, tapi lebih dari itu Pujian dan penyembahan adalah
Hal yang menarik untuk diketahui:
Dari kedua macam hal yang kita pelajari selama ini (Pujian dan penyembahan), Alkitab selalu menunjukkan bahwa keduanya bisa diungkapkan melalui gerakan2 tubuh. Bisa diartikan bahwa setiap gerakan tubuh kita mempunyai arti. Coba relate hal ini dengan berbagai macam olah raga yang berhubungan erat dengan olah gerak tubuh (seperti senam Tai-Chi, dll). Kalau kita pelajari lebih jauh ‘olah raga2’ tersebut, semuanya mengarah pada gerakan2 pada penyembahan suatu aliran2 duniawi (penyembahan illah dunia/berhala).
Dengan ini berakhirlah bahan care group seri Praise and Worship. Nantikanlah seri berikut yang pasti akan lebih dinamis dan penuh pengajaran yang mendatangkan kuasa Allah dalam kehidupan kita. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar